Penggunaan Teknologi yang Kurang Tepat

Sebenarnya dalam penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh kekesalan saya terhadap pengguna yang saya rasa tidak cocok dengan apa yang dia gunakan. Banyak anak muda sekarang menginginkan kemampuan sebuah gadget dengan performa dan kualitas tinggi. Namun apakah mereka benar-benar memakai dan membutuhkan teknologi yang ditanamkan pada sebuah gadget tersebut? Pastinya banyak dari pembaca sekalian yang sependapat dengan saya yaitu “tidak”
Semisal saja HP dengan fitur 3G, Wifi, apakah kebanyakan dari mereka yang membeli dengan perhitungan “karena saya membutuhkannya”? saya rasa tidak. Kebanyakan jawaban yang tepat adalah “pengin aja”, “yang penting punya” itu salah dua jawaban konyol dan terbodoh bagi saya
Saya pernah ditanyai oleh seorang teman tentang gadget yang ingin dia beli, sebut saja galaxiTab dengan banderol harga di atas 7 juta(saat ditulis tulisan ini). Lalu pertanyaan yang saya lontarkan pertama kali padanya adalah “memangnya kamu butuh?” dia menjawab “enggak, pengin beli aja”
Dari jawaban dan karakter yang saya tahu tentang teman saya ini(karena sudah kenal), saya merasa bahwa ia membeli bukanlah karena kebutuhannya ataupun lainnya. Ia hanyalah ingin membeli sebagai gengsi karena memiliki gadget canggih dan buat saya itu merupakan pemborosan, penghamburan, dan pematian teknologi. Karena pada dasarnya galaxiTab itu diperuntukan bagi mereka pebisnis dan orang kantoran jika sesuai dengan target pasa, bukan diperuntukan untuk umum apalagi mahasiswa yang Cuma bisanya ngeceng, begaya, ma gaptek TI.
Pada dasarnya pula gadget dan sejenis dengan galaxiTab, aplikasi terpentingnya adalah market dan segala macam hal tentang bisnis, bukan sekadar buat maninan saja.
Kenapa saya tuliskan ini? Supaya mereka sadar, bahwa mereka yang membeli gadget canggih dengan tujuan buat gaya gayaan doang, gak bakalan ngefek buat kehidupan mereka. Karena mereka hanya 20% saja penggunaan aplikasi yang tertanam.
Coba saja anda survey ke beberapa teman anda yang mempunyai HP kelas kakap. Coba anda tanya:
- Apakah anda sering menggunakan email?
- Apakah anda sering menggunakan GPS?
- Apakah anda sering melakukan video call?
- Apakah anda sering menggunakan mobile tracker?
- Apakah memori yang anda gunakan di HP sudah terpenuhi oleh data?
Kalau anda merasa bosan dengan kata “menggunakan”, cobalah anda ganti “pernahkah dan seberapa banyak”. Hal hal di atas adalah fitur fitur yang sekarang ini menjadi standar isi dari sebuah HP. Dengan fasilitas email yang memudahkan, adanya GPS dan mobile tracker system, dan pemakaian daya tampung memori yang bisa mencapai 32 GB(setahu saya, tapi denger2 juga sudah ada yang 64 GB)
Apa gunanya sih mempunyai gadget dengan fitur segudang tetapi yang kita gunakan dan kita butuhkan hanyalah segelintir fungsi. Itu sama saja saat kita menggunakan gadget sebelumnya yang kita miliki, semisal dan contoh paling gampang adalah HP, HP yang dulu kita gunakan adalah jadul Cuma bisa buat sms, mms, telfon, dll. Tapi HP yang ingin beli bisa melakukan banyak hal. Tetapi seandainya anda benar membeli, dan fungsi yang digunakan masih tetap sama, maka yang saya ucapkan pada anda adalah “sama aja boong, sama aja HP jadul Cuma beda bau ma casing doank”.
Bukan maksud saya untuk tidak memperbolehkan anda membeli gadget terbaru dan termahal, tapi, coba kita lihat di negara maju khususnya dalam hal tekhnologi. Mereka tahu mana yang pas dan cocok dengan kebutuhan mereka. Mereka tidak suka membeli dengan fungsi yang tidak mereka tahu, gunakan dan butuhkan, meskipun mereka mampu untuk membelinya. Itulah perbedaan antara kita dengan negara termaju. Kita lebih konsumtif sedangkan negara maju lebih kritis. Kenapa kita tidak mencoba berpikir seperti mereka? Sehingga kita bisa ketularan maju. Dan bukannya semakin kita konsumtif akan sebuah teknologi, semakin kita memperkaya para negara maju? Karena dari merekalah kita membeli, kita menggunakan. Indonesia adalah pasar teknologi yang sekarang ini nomor 1 paling konsumtif bagi saya, dan tentunya paling pemborosan, dan kayaknya ini bakal menjadi taun-taunan hingga 7 keturunan deh kalo kita gak merubah pola pikir kita yang sekarang ini, dan bahkan mungkin Cuma mimpi belaka tentang “Indonesia adalah negara maju dalam hal teknologi”...
Oh iya lupa, ini juga berlaku untuk software, coba saja mereka yang baru belajar ngedit foto, mereka langsung mencari photoshop apalagi CS5 seperti yang teruptodate sekarang ini. Namun apakah bisa??? Kan CS5 lebih diperuntukan untuk penggunaan 3D,,,

0 komentar: