MDG’s (Millenium Development Goals) di Indonesia


PENGERTIAN
Millennium Development Goals (MDGs) = Tujuan Pembangunan Milenium. Sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konverensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota PBB di New York bulan September 2000.  Dasar hukum: Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tanggal 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals).

MDGs merupakan bagian dari program pembangunan nasional untuk menangani penyelesaian terkait isu-isu yang sangat  mendasar tentang pemenuhan hak  asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-masing sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya hingga tahun 2015.


Secara global ditetapkan 18 target dan 48 indikator.  Meskipun ditetapkan 48 indikator, namun implementasinya tergantung setiap negara. Disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. 

Indikator global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap negara. MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara berkembang dan maju.  Negera berkembang wajib melaksanakan, termasuk Indonesia, dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs.  Sedangkan negara maju wajib mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.

SASARAN MDG INDONESIA:
MDGs 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan.
MDGs 2: Mencapai pendidikan Dasar Untuk Semua.
MDGs 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.
MDGs 4: Menurunkan Angka Kematian Anak.
MDGs 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu.
MDGs 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya. 
MDGs 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. 
MDGs 8: Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.


TUJUAN 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
Target 1
↓ s/d 10% penduduk Indonesia dgn pendapatan < USD 1 /hari dlm waktu 1990-2015. Th 1990, 15,1% atau 27jt penduduk Indonesia berada dlm kemiskinan ekstrim, dimana pada saat ini sudah turun mencapai 12,49% (22 juta jiwa) pada thn 2011 dan Indeks Kedalaman Kemiskinan dari 2,7 menjadi 2,08 pada periode yg sama, walaupun masih ada perbedaan besar daerah kaya dan daerah miskin.
Target 2
Menciptakan kesempatan kerja penuh & produktif serta pekerjaan layak tuk semua, termasuk wanita&kaum muda.
Target 3
↓ s/d  50% proporsi penduduk kelaparan dalam waktu 1990-2015.
Contoh Pelaksanaannya adalah RASKIN. Pada tahun 2011, Program Raskin mencakup seluruh keluarga miskin sebagai rumah tangga sasaran (RTS). Setiap keluarga miskin mendapatkan beras sebanyak 15 kg selama 12 bulan

TUJUAN 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
Target 4
Menjamin pada 2015 semua anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Karena dasar untuk mengurangi kemiskinan, ketidak-setaraan, memperbaiki kesehatan, kemampuan menggunakan teknologi baru dan penyebaran ilmu pengetahuan  .
Sejak tahun 1990 tiap negara telah mewajibkan seluruh anak menyelesaikan pendidikan dasar, namun lebih dari 100 juta anak masih tdk lulus SD, sebagian besar di Asia Selatan dan Sahara Afrika, dan mayoritas adalah anak perempuan.
Contoh Pelaksanaannya: PEMERINTAH INDONESIA MENCANANGKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN, YANG AKAN MENINGKATKAN AKSES UNTUK PENDIDIKAN SD. Pada tahun 2011, angka partisipasi murni SD telah mencapai 95,55% ; proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas VI 96,58% ; dan angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun, perempuan sudah mencapai 98,75% dan laki-laki mencapai 98,80%



TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Target 5
Menghilangkan ketimpangan gender ditingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015. Di beberapa negara, bayi perempuan berpeluang hidup < dari bayi laki-laki karena diskriminasi ini, dan perempuan lebih banyak tidak menyelesaikan sekolah dan pendidikan yang lebih rendah drpd laki-laki, krn nilai ekonomi mereka untuk kerja di rumah (budaya paternalistik)
Bila negara mendidik laki dan perempuan maka produktivitas ekonomi naik, kematian ibu dan bayi turun, tk kesuburan turun, pendidikan dan kesehatan generasi yad jadi lebih baik.
Contoh Pelaksanaannya: Upaya Percepatan Penerapan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Indonesia. Indonesia telah banyak kemajuan dalam mengatasi kesenjangan laki-laki dan perempuan, dimana program wajib belajar membawa dampak positif dalam kesenjangan.
Rasio murid laki-laki dan perempuan 100%, walau masih banyak anggapan salah dlm seteraan gender di masyarakat di semua aspek kehidupan : mulai dari pekerjaan (kesempatan dan kesetaraan imbalan), sampai pada keterwakilan di bidang politik.

TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
Target 6
Menurunkan Angka Kemajuan Balita (AKBA) hingga dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015.Mengurangi hingga 2/3-nya tingkat kematian anak Balita. Setiap tahun hampir 11 juta anak di negara berkembang meninggal sebelum berusia 5 tahun.
Sebagian besar penyebab telah diantisipasi di negara kaya: infeksi saluran nafas akut, diare, campak, dan malaria. Tanpa imunisasi dan pelayanan kesehatan yg memadai, akan masih banyak anak yang meninggal karena campak dan penyakit menular lainnya.
Contoh Pelaksanaannya: Di Indonesia saat ini terdapat 28 kematian diantara 1.000 anak yang akan mencapai usia 5 tahun, dikenal sebagai angka kematian anak balita (AKB) merupakan angka yg tinggi diantara negara-negara ASEAN.
Penyebab utama kematian adalah ISPA, komplikasi kelahiran dan diare. Selain itu juga karena penyakit infeksi seperti meningitis, typhus dan encephalitis yang cukup sering terjadi.
Upaya Pemerintah: PELAKSANAAN MTBS DI PUSKESMAS. Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan pemberian pelayanan kepada balita sakit secara komprehensif dan integratif yang meliputi: menilai, membuat klasifikasi, menentukan tindakan, memberi pengobatan, konseling bagi ibu dan pelayanan tindak lanjut.
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
Target 7
Menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015.
Target 8
Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015.
Contoh Pelaksanaannya: JAMPERSAL -> KELAS IBU HAMIL -> RUMAH TUNGGU IBU HAMIL -> PROGRAM KELUARGA BERENCANA

TUJUAN 6: MEMERANGI HIV DAN AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA
Target 9
Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru hiv dan aids hingga tahun 2015.
Target 10
Mewujudkan akses terhadap pengobatan hiv dan aids bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010.
Target 11
Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015.
Contoh Pelaksanaanya: Mengurangi penularan malaria melalui perlindungan kepada kelompok usia rentan, yaitu bayi, anak-anak usia balita, serta ibu hamil dari gigitan nyamuk penular. malaria dengan penggunaan kelambu berinsektisida. STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN TB  meningkatkan perluasan pelayanan DOTS yang bermutu, menangani TB, TB anak, dan masyarakat miskin serta rentan lainnya, melibatkan seluruh penyedia pelayanan kesehatan milik pemerintah, masyarakat, dan swasta, memperkuat sistem kesehatan, termasuk pengembangan SDM dan manajemen program pengendalian TB, meningkatkan komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap program TB, dan mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi strategik.

TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Target 12
Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang.
Target 13
Mengurangi laju kehilangan keragaman hayati , dan mencapai pengurangan yang signifi kan pada 2010.
Target 14
Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015.
Target 15
Mencapai peningkatan yang signifi kan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.
Contoh Pelaksanaannya: Program Nasional-Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS): PAMSIMAS bertujuan untuk MENINGKATKAN AKSES LAYANAN AIR MINUM DAN SANITASI serta meningkatkan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat di perdesaaan atau pinggiran kota (peri-urban) melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk memahami permasalahan air minum dan sanitasi, menumbuhkan prakarsa dalam merencanakan, melaksanakan, mengoperasikan dan memelihara sarana yang akan dibangun serta kemampuan dalam melanjutkan dan memperluas layanan sarana air minum dan sanitasi secara mandiri oleh masyarakat.

TUJUAN 8 : MEMBANGUN KEMITRAAN GLOBAL UNTUK PEMBANGUNAN.
Target 16
Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka, berbasis peraturan, dapat diprediksi dan tidak Diskriminatif.
Target 17
Menangani utang negara berkembang melalui upaya nasional maupun internasional untuk dapat mengelola utang dalam jangka panjang.
Target 18
Bekerja sama dengan swasta dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Contoh Pelaksanaannya: Desa berdering merupakan layanan telepon dasar (basic telephony), yaitu layanan telepon dan SMS (short message service) bagi daerah-daerah terpencil, daerah perintisan, daerah perbatasan, dan daerah yang tidak layak secara ekonomis serta WILAYAH YANG BELUM TERJANGKAU AKSES DAN LAYANAN TELEKOMUNIKASI.


 ISU MDG DI INDONESIA
a.       Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya rata-rata 2,2% DARI (GDP), masih jauh dari anjuran WHO PALING SEDIKIT 5% DARI GDP per tahun.
Kecilnya alokasi dana untuk sektor kesehatan menunjukkan kecilnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat termasuk kesehatan masyarakat miskin.

b.      Tidak tepatnya sasaran dalam penentuan keluarga miskin
Program Jaminan Kesehatan, dalam penetapan sasarannya menggunakan DEFINISI KEMISKINAN BPS, dimana BPS spesifik untuk melihat miskin dari sudut pandang EKONOMi. Sedangkan Depkes sendiri mempunyai definisi yang berbeda untuk melihat kemiskinan, dengan lebih melihat miskin dari sudut pandang KEMAMPUAN AKSES TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN.

c.       Mutu dan distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata
Tenaga kesehatan yang ada di Indonesia belum dikelola dengan tepat, hal terlihat pada TIDAK MERATANYA DISTRIBUSI TENAGA KESEHATAN antara daerah yang maju dengan daerah yang terbelakang.
Mutu tenaga kesehatan di Indonesia juga menentukan keberhasilan program kesehatan yang dijalankan, mutu tenaga kesehatan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berusaha untuk menguasai iptek yang mutakhir..

d.      Upaya kesehatan kuratif lebih ditonjolkan daripada promotif dan preventif
Di era desentralisasi ini penerapan Subsistem Upaya Kesehatan belum sepenuhnya berjalan dengan baik, dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan yang menyangkut lintas batas sering menemui kendala dalam pembiayaan KARENA BELUM SAMANYA PERSEPSI DALAM PENENTUAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN diantara pemerintah kabupaten/kota. Sistem layanan kesehatan berjenjang sudah diatur dalam subsistem Upaya Kesehatan tetapi belum terlaksana dengan baik karena belum adanya ketentuan yang mengaturnya.

Referensi:
Kemenkes. 2010. Capaian MDGs Bidang Kesehatan
Kemenkes. 2013. Ada Juga Anak Orang Kaya Kena Gizi Buruk. Terdapat dalam
http://gizi.depkes.go.id/forum/viewtopic.php?p=321. Diakses tanggal 10 Maret 2013
Kementerian PNN. 2010. Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Percepatan Pencapaian Tujuan MDGs di Daerah (Rad MDGs)
Wiku Adisasmito. 2008. Analisis Kemiskinan, MDGs dan Kebijakan Kesehatan Nasional
LAPORAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM DI INDONESIA 2011 yang diakses dari www.bappenas.go.id

Disusun Oleh:
Dahniar Budiarti    1206320121
Dody Nugroho     1206320342
Ratna Wulansari    1206321811
Riska Putriyani      1206321881
Tika Aidha            1206322202
FKMUI2013




0 komentar: